Nama: Diva Rachmah
Salsabila
Tempat Tanggal Lahir:
Jakarta, 8 Maret 1998
Alamat: Kp. Sadang RT
III RW XI, Desa Cinunuk, Kabupaten Bandung 40624
Nomor Handphone:
081313626175
Nomor Telepon: (022)
87823635
Nama ibu: Poni Dinarsih
Nama bapak: Ali Rochman
Pengalaman:
Waktu masih bayi, saya bisa merespon orang. Mulai dari
ibu, kakak, bapak, saudara, paman, bibi, uwa, kakek, juga nenek. Kemudian,
waktu umur satu tahun, ibu saya baru menyadari bahwa pada usia satu tahun, saya
tidak bisa merespon sama sekali apa yang diperintahkan orang tua saya. Misalnya
kalau diminta “De, ini tolong buang ke tempat sampah” saya cuek-cuek aja. Katanya,
saya kurang respon dengan yang lain. Ibaratnya seperti berada di dalam rumah
kerang.
Terus
saya jadi agak pendiam. Itu pun tidak tahu kenapa bisa terjadi? Dan
gejala-gejala autis sudah terlihat oleh orang tua saya. Mulai dari kontak
matanya tidak ada, jalannya jinjit, suka banget mainin saklar lampu. Kalau ada
iklan, saya suka dan tidak mau pindah channel. Kalaupun saya marah atau nangis,
saya sampai guling-guling.
Terkadang,
saya juga suka gigit ibu saya jika saya lagi ngamuk. Buang air besarnya tidak
lancar, bentuknya seperti kotoran kambing, dan teksturnya keras. Misalnya
pengen buang airnya hari ini, tau-tau keluarnya dua hari kemudian. Saya suka
menjerit-jerit, suka lari-lari kesana kemari tanpa ada tujuan yang jelas, dan
teriak-teriak. Akhirnya, orang tua saya konsultasi ke dokter spesialis anak
yang biasa ibu saya datangi. Dokter bilang “Tidak apa-apa. Karena setiap anak perkembangannya
berbeda-beda.”
Sampai
dua dokter spesialis anak, jawabannya pun sama. Tapi ibu saya tetap penasaran,
dan meminta ke dokter spesialis anak meminta surat keterangan ke dokter mana
saya harus dibawa karena ibu saya sudah curiga adanya tanda-tanda autisnya.
Akhirnya dokter spesialis anak memberikan surat keterangan supaya ada
pemeriksaan lanjutan atas kecurigaan ibu saya. Akhirnya saya dibawa ke dokter
ahli kejiwaan, dan ahli juga di bidang autis, yakni dokter Melly Budhiman. Di
hari itu juga ibu saya daftar, tapi tidak bisa bertemu karena pasiennya banyak
sehingga tiga bulan kemudian, saya baru bisa diperiksa oleh dokter Melly. Lalu
ibu saya ditanya tentang riwayat perkembangan, riwayat kelahiran, hingga
kebiasaan saya mulai dari A sampai Z.
Dan setelah diperiksa oleh dokter Melly, saya divonis menyandang
autis. Tapi alhamdulillah autis ringan. Dokter Melly menyarankan untuk
diterapi, diusahakan yang dekat rumah. Dokter Melly memberikan alamat tempat
terapinya di jalan Tembok. Pertama, saya menjalani terapi wicara, dan dilakukan
satu jam setiap hari. Saya diterapi oleh ibu Marta. Setahun kemudian, saya
sudah boleh sekolah di play group.
Saya bersekolah di Play Group Al Karimah pada tahun 2001.
Setahun kemudian saya masuk TK Qur’ani. Letaknya bersebelahan dengan Play Group
Al Karimah. Namun sebulan kemudian, saya pindah ke TK AnaKita di Jakarta Pusat,
karena saya mendapat perlakuan yang tidak baik dari teman sekolah. Di AnaKita
juga saya mendapat hal serupa. Bahkan saya pernah dipukuli sampai kena perut.
Walaupun mendapatkan perlakuan buruk, tapi alhamdulillah ada guru yang masih
sayang.
Setelah lulus TK A, keluarga saya memutuskan untuk hijrah
ke Bandung dan saya bersekolah di TK Gagas Ceria. Letaknya di Jalan Malabar no.80-84
Kota Bandung. Begitu saya sekolah di Gagas Ceria, saya diajari cara
berkomunikasi, cara berinteraksi satu sama lain, dan cara untuk mengatasi
masalah. Dan, saya menjadi dekat dengan siapapun. Mulai dari guru-guru, sopir
bis, sopir jemputan, tukang minuman, tukang mainan hingga tukang parkir.
Makanya tak heran, saya dikatakan sebagai anak yang ramah dan baik.
Setelah lulus TK B, saya masuk ke bangku Sekolah Dasar di
SD Sains Al Biruni. Letaknya di Jalan Raya Panyileukan no.11 Kota Bandung.
Letaknya tidak sejauh di Gagas Ceria. Mulai disanalah, saya mendapat perlakuan
jauh lebih kasar dari teman-teman saya dan guru pendamping saya. Namun saya
harus berusaha tegar, dan saya harus kuat walaupun mendapat perlakuan tidak
manusiawi, baik secara fisik ataupun verbal seperti perang otak. Tapi saya
tidak bisa berbuat apa-apa.
Alhasil, saya jadi pemalu, kurang percaya diri, tempramental
sampai sekarang, cepat emosi kalau dibandingkan waktu TK, frustrasi, cepat
panik, sedikit-sedikit cengeng, malahan lebih parah kalau dibandingkan dulu.
Walaupun begitu masih ada guru lain yang masih sayang sama saya, dan ada
sahabat yang selalu setia menemani setiap saat di sekolah, Hanna dan sahabat
satu guru pendamping, Ody. Pada saat kelas lima, saya kontrol rutin ke dokter
Melly. Dan alhamdulillah, hasil kunjungan waktu itu saya dinyatakan sembuh dari
autis dan tidak usah kontrol lagi. Ibu dan saya bersyukur dan senang sekali
bahwa saya sudah sembuh. Saya juga mengabarkan kabar gembira ini kepada
keluarga besar saya, guru, dan teman-teman orang tua murid yang senasib dengan
saya.
Mereka
gembira akan kabar tersebut. Orang tua teman saya mendapat secercah harapan
bagi anak-anaknya dapat sembuh seperti saya. Kemudian setelah lulus SD, saya
melanjutkan pendidikan ke bangku Sekolah Menengah Pertama di SMP Al Biruni
Cerdas Mulia. Letaknya di Jalan Terusan Panyileukan no.11 Kota Bandung.
Disanalah saya merasa lebih bebas dalam hal apapun. Dan saya mulai berkenalan
dengan sahabat saya, Aniel.
Saya juga bertemu dengan sahabat-sahabat saya sewaktu SD,
Hanna, dan Teh Lita. Lama kelamaan, saya memiliki banyak sahabat-sahabat saya
walau rata-rata memiliki kepribadian dan pengalaman yang sama. Lalu saya juga
memiliki teman yang sangat baik, yakni Nur, Mirra, dan Raka. Tapi sewaktu
sekolah disana, anehnya saya jadi risih kalau ada guru baru. Bahkan saya tidak
mau masuk ke ruang guru dan harus meminta kepada sahabat saya. Berbeda dengan
waktu SD.
Waktu SD, saya sering masuk ke ruang guru tanpa ada rasa
malu. Justru kalau ke teman lain, saya tidak mau karena saya takut dibullying lagi. Tak lama kemudian setelah
lulus SMP, saya melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Al Biruni Cerdas
Mulia. Letaknya satu bangunan dengan bangunan SMP karena masih baru. Muridnya
pun sedikit. Ada yang tujuh belas, ada yang sepuluh, bahkan paling sedikit
delapan waktu pertama kali saya masuk kesini lagi.
Saya bertemu kembali dengan teman-teman sewaktu SMP, Siti
dan Raka. Tapi kalau dengan yang lain masih terlalu malu. Karena teman-temannya
baru semua. Namun lambat laun, saya jadi mulai akrab dengan satu sama lain
meskipun jumlah muridnya sedikit. Mulai dari Neng, Dede, Epul, Edo, dan Aan.
Lalu bertambah lagi dengan beberapa murid baru, Lilis, Marshall dan Salma.
Rasanya
cukup menyenangkan bila dibandingkan waktu SMP. Waktu SMP, saya kurang dekat dengan beberapa
teman lain. Tapi pas SMA, jadi dekat. Dengan beberapa guru saya pun dekat walaupun
masih ada rasa malu. Saya jadi lebih dekat dengan beberapa kakak kelas. Saya mendapatkan
apresiasi dan sejumlah prestasi dari sekolah. Mulai dari SD sampai sekarang
berupa:
1.
ABK Terbaik ( 2005-2006 )
2.
2nd Winner Talent Show 3rd Grade in
English Day ( 2007 )
3.
ABK Terbaik ( 2007-2008 )
4.
Juara 1 Rampak Bedug ( 2008 )
5.
ABK Terbaik ( 2008-2009 )
6.
Kreasi Kartu Lebaran Tingkat SD Level
Kelas VI ( 2009 )
7.
The Best Art Kelas IX SMP Al Biruni
Cerdas Mulia ( 2012 )
8.
The Best Art Kelas X SMA Al Biruni
Cerdas Mulia( 2013 )
9.
Juara II Lomba Cerdas Cermat Ramadhan
Fair ( 2012 )
10.
Lomba Membuat Poster kelas 6 SD ( 2010 )
11.
Juara III Berbagi Kisah Kebesaran-Nya (
2014 )
12.
Piagam Penghargaan CALISTUNG ( 2007 )
13.
Piagam KADER Kesehatan Sekolah ( 2007 )
14.
Piagam Penghargaan CALISQUR &
Pesantren Kilat ( 2006 )
15.
Juara I Problem Solving ( 2007 )
Dan saya memiliki impian yang ingin saya wujudkan. Saya
ingin bertemu dua sosok idola saya yang saya sukai semenjak empat tahun lalu
dan idola yang saya sukai setahun yang lalu, kak PJ dan kak Natly. Saya ingin
foto bareng sama kak PJ dan kak Natly. Saya juga ingin memiliki drum elektrik
lengkap dengan double pedal yang saya impi-impikan satu tahun lalu. Dan saya
ingin mengajak sahabat-sahabat saya berkumpul bersama. Hanna, Aniel, Teh Lita, A
Dendy, Mbak Laras, Teh Pina, Raka, Nur, Mirra, Wahyuni, dan A Dzulfi.
Mudah-mudahan Allah mengabulkan keinginan saya. Amiin yaa rabbal ‘alamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar